Android-x86 adalah sebuah porting dari Sistem
Operasi Android ke Arsitektur x86.
Project
dimulai dengan proses patch ke Sumber Kode android agar android bisa jalan di
berbagai macam netbook ataupun ultra mobile PC.
Proses
Instalasi bisa menggunakan live USB ataupun live CD, selain itu android-x86
dapat juga dijalankan pada virtual Machine seperti virtualbox ataupun vmware.
Untuk
netbook berprosesor intel atom telah ada Patch untuk menterjemah librari ARM
agar aplikasi yang dioptimasikan untuk prosesor ARM dapat berjalan di prosesor
keluarga x86
Android (
/ˈæn.drɔɪd/;
AN-droyd)
adalah
sistem operasi berbasis
Linux yang
dirancang untuk perangkat seluler
layar
sentuh seperti
telepon pintar dan
komputer
tablet.
[11]
Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari
Google,
yang kemudian membelinya pada tahun 2005.
[12]
Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan
didirikannya
Open Handset Alliance,
konsorsium dari perusahaan-perusahaan
perangkat keras, perangkat
lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan
standar
terbuka perangkat seluler.
[13]
Ponsel
Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
[14]
Antarmuka pengguna Android
didasarkan pada manipulasi langsung, menggunakan masukan sentuh yang serupa
dengan tindakan di dunia nyata, seperti menggesek, mengetuk, mencubit, dan
membalikkan cubitan untuk memanipulasi obyek di layar. Android adalah sistem
operasi dengan
sumber terbuka, dan Google
merilis kodenya di bawah
Lisensi Apache.
[11]
Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan
perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para
pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu,
Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi (
apps)
yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi
kustomisasi bahasa pemrograman
Java.
[15]
Pada bulan Oktober 2012, ada sekitar 700.000 aplikasi yang tersedia untuk
Android, dan sekitar 25 juta aplikasi telah diunduh dari
Google
Play, toko aplikasi utama Android.
[16][17]
Sebuah survey pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform
paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi
seluler.
[18]
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan
Android, menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak
digunakan di dunia,
[19]
mengalahkan
Symbian
pada tahun 2010.
[20]
Android juga menjadi pilihan bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem
operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat
berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal.
[21]
Akibatnya, meskipun pada awalnya sistem operasi ini dirancang khusus untuk
telepon pintar dan tablet, Android juga dikembangkan menjadi aplikasi tambahan
di televisi,
konsol
permainan,
kamera
digital, dan perangkat elektronik lainnya. Sifat Android yang
terbuka telah mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi
untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi,
dengan menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau
mengoperasikan Android pada perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan
sistem operasi lain.
[22]
Pada November 2013, Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global,
yang dipimpin oleh produk-produk
Samsung, dengan persentase 64%
pada bulan Maret 2013.
[23]
Pada Juli 2013, terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi.
[24]
Keberhasilan sistem operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi
paten "
perang telepon pintar"
antar perusahaan-perusahaan teknologi.
[25][26]
Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta perangkat Android telah diaktifkan di
seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play.
[27][28]
Pada tanggal 3 September 2013, 1 miliar perangkat Android telah diaktifkan.
[29]
Android, Inc. didirikan di
Palo Alto, California, pada
bulan Oktober 2003 oleh
Andy Rubin (pendiri
Danger),
[30]
Rich
Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.),
[31]
Nick Sears
[32]
(mantan VP
T-Mobile),
dan Chris White (kepala desain dan pengembangan antarmuka
WebTV)
[12]
untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar akan lokasi
dan preferensi penggunanya".
[12]
Tujuan awal pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem
operasi canggih yang diperuntukkan bagi
kamera
digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat
tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar
telepon pintar untuk menyaingi
Symbian dan
Windows
Mobile (
iPhone
Apple belum dirilis pada saat itu).
[33]
Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang
berpengalaman, Android Inc. dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan
bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang
diperuntukkan bagi telepon seluler.
[12]
Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang.
Steve
Perlman, seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan
menolak tawaran saham di perusahaan.
[34]
Google
mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai
anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc.
seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi
oleh Google.
[12]
Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc.,
namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki
pasar telepon seluler dengan tindakannya ini.
[12]
Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat
seluler dengan menggunakan
kernel Linux. Google
memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler dan
operator nirkabel, dengan
janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa diperbarui.
Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan perangkat
keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka
bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.
[35][36][37]
Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus
berkembang hingga bulan Desember 2006.
[38]
BBC dan
Wall Street Journal
melaporkan bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan
mesin
pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media
daring mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler dengan
merek Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah menentukan
spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan.
Pada bulan Desember 2007,
InformationWeek melaporkan
bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon
seluler.
[39][40]
Pada tanggal 5 November 2007,
Open Handset Alliance (OHA)
didirikan. OHA adalah
konsorsium dari
perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen perangkat seluler
seperti
HTC,
Sony dan
Samsung,
operator nirkabel seperti
Sprint Nextel dan
T-Mobile,
serta produsen chipset seperti
Qualcomm dan
Texas
Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk mengembangkan
standar
terbuka bagi perangkat seluler.
[13]
Saat itu, Android diresmikan sebagai produk pertamanya; sebuah
platform
perangkat seluler yang menggunakan
kernel
Linux versi 2.6.
[13]
Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem operasi Android
adalah
HTC
Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober 2008.
[41]
Pada tahun 2010, Google merilis seri
Nexus;
perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi Android yang
diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC,
LG, dan
Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis produk telepon pintar
Nexus pertama, yakni
Nexus One.
[42]
Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru, misalnya telepon
pintar
Nexus
4 dan tablet
Nexus 10 yang diproduksi oleh
LG dan Samsung.
[43]
Pada 15 Oktober 2014, Google mengumumkan Nexus 6 dan Nexus 9 yang diproduksi
oleh Motorola dan HTC.
[44]
Pada 13 Maret 2013,
Larry Page mengumumkan dalam
postingan blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk
mengerjakan proyek-proyek baru di Google.
[45]
Ia digantikan oleh
Sundar Pichai, yang sebelumnya
menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang mengembangkan
Chrome
OS.
[43]
Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan
sejumlah pembaruan untuk
meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki
bug yang
terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan
secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau cemilan
bergula; misalnya, versi 1.5 bernama
Cupcake, yang kemudian diikuti oleh
versi 1.6
Donut. Versi terbaru adalah 5.0
Lollipop, yang dirilis
pada 15 Oktober 2014.
[46]
Fitur
Antarmuka
Layar notifikasi pada ponsel Android yang diakses dengan
menggeser dari bagian atas layar.
Antarmuka pengguna pada Android didasarkan pada
manipulasi langsung,
[47]
menggunakan masukan sentuh yang serupa dengan tindakan di dunia nyata, misalnya
menggesek (
swiping), mengetuk (
tapping), dan mencubit (
pinching),
untuk memanipulasi obyek di layar.
[47]
Masukan pengguna direspon dengan cepat dan juga tersedia antarmuka sentuh
layaknya permukaan air, seringkali menggunakan kemampuan getaran perangkat
untuk memberikan
umpan balik haptik kepada
pengguna.
Perangkat keras internal
seperti
akselerometer,
giroskop,
dan
sensor proksimitas digunakan
oleh beberapa aplikasi untuk merespon tindakan pengguna, misalnya untuk
menyesuaikan posisi layar dari potret ke lanskap, tergantung pada bagaimana
perangkat diposisikan, atau memungkinkan pengguna untuk mengarahkan kendaraan
saat bermain balapan dengan memutar perangkat sebagai simulasi kendali setir.
[48]
Ketika dihidupkan, perangkat Android akan memuat pada layar depan (
homescreen),
yakni navigasi utama dan pusat informasi pada perangkat, serupa dengan
desktop
pada
komputer pribadi. Layar depan
Android biasanya terdiri dari ikon
aplikasi
dan
widget; ikon aplikasi
berfungsi untuk menjalankan aplikasi terkait, sedangkan widget menampilkan
konten secara langsung dan terbarui otomatis, misalnya prakiraan cuaca, kotak
masuk
surel
pengguna, atau menampilkan tiker berita secara langsung dari layar depan.
[49]
Layar depan bisa terdiri dari beberapa halaman, pengguna dapat menggeser bolak
balik antara satu halaman ke halaman lainnya, yang memungkinkan pengguna
Android untuk mengatur tampilan perangkat sesuai dengan selera mereka. Beberapa
aplikasi pihak ketiga yang tersedia di
Google
Play dan di toko aplikasi lainnya secara ekstensif mampu mengatur
kembali tema layar depan Android, dan bahkan bisa meniru tampilan sistem
operasi lain, misalnya
Windows Phone.
[50]
Kebanyakan produsen telepon seluler dan operator nirkabel menyesuaikan tampilan
perangkat Android buatan mereka untuk membedakannya dari pesaing mereka.
[51]
Di bagian atas layar terdapat status bar, yang menampilkan informasi tentang
perangkat dan konektivitasnya. Status bar ini bisa "ditarik" ke bawah
untuk membuka layar notifikasi yang menampilkan informasi penting atau
pembaruan aplikasi, misalnya surel diterima atau SMS masuk, dengan cara tidak
mengganggu kegiatan pengguna pada perangkat.
[52]
Pada versi awal Android, layar notifikasi ini bisa digunakan untuk membuka
aplikasi yang relevan, namun setelah diperbarui, fungsi ini semakin
disempurnakan, misalnya kemampuan untuk memanggil kembali nomor telepon dari
notifikasi panggilan tak terjawab tanpa harus membuka aplikasi utama.
[53]
Notifikasi ini akan tetap ada sampai pengguna melihatnya, atau dihapus dan di
nonaktifkan oleh pengguna.
Aplikasi
Android memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik
yang diperoleh dari toko aplikasi seperti
Google
Play,
Amazon Appstore, ataupun
dengan mengunduh dan memasang berkas
APK dari situs pihak ketiga.
[54]
Di Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi
yang diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan
persyaratan kompatibilitas Google.
[55]
Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia berdasarkan
kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang dapat membatasi
aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk alasan bisnis.
[56]
Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dapat
dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan.
[57]
Beberapa operator seluler juga menawarkan tagihan langsung untuk pembelian
aplikasi di Google Play dengan cara menambahkan harga pembelian aplikasi pada
tagihan bulanan pengguna.
[58]
Pada bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk
Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25
miliar.
[59]
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman
Java dengan menggunakan kit
pengembangan perangkat
lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas
pengembangan,
[60]
termasuk
debugger,
perpustakaan perangkat lunak,
emulator handset yang berbasis
QEMU,
dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh
lingkungan pengembangan
terpadu (IDE)
Eclipse, yang menggunakan
plugin Android Development Tools (ADT). Perkakas pengembangan lain yang
tersedia di antaranya adalah
Native Development Kit untuk
aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++,
Google App Inventor,
lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi
web seluler lintas
platform.
Dalam rangka menghadapi
penyensoran
Internet di Republik Rakyat Tiongkok, perangkat Android yang dijual
di RRT umumnya disesuaikan dengan layanan yang disetujui oleh negara.
[61]
Pengelolaan memori
Karena perangkat Android umumnya bertenaga
baterai,
Android dirancang untuk mengelola memori (
RAM) guna
menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi desktop yang bisa
terhubung pada sumber daya
listrik tak terbatas. Ketika
sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan
menangguhkannya (
suspend) dalam memori – secara teknis aplikasi
tersebut masih "terbuka", namun dengan ditangguhkan, aplikasi tidak
akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan
akan "diam" di latar belakang hingga aplikasi tersebut digunakan
kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon
perangkat Android karena aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari
awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar
belakang tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
[62]
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis: ketika
memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif
untuk sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik,
dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna,
jadi pengguna tidak perlu mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara
manual.
[63]
Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah
menyebabkan munculnya beberapa aplikasi
task killer pihak ketiga yang
populer di Google Play.
[64]
Persyaratan perangkat keras
Hingga November 2013, versi terbaru Android membutuhkan setidaknya 512
MB RAM,
[65]
prosesor
ARMv7 32-bit,
arsitektur
MIPS, atau
x86,
[6]
serta
unit pemroses grafis (GPU)
kompatibel
OpenGL
ES 2.0.
[66]
Platform
perangkat
keras utama pada Android adalah
arsitektur
ARM. Ada juga dukungan untuk
x86 dari
proyek
Android-x86,
[6]
dan
Google
TV menggunakan versi x86 khusus Android. Pada tahun 2013,
Freescale
mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor
i.MX
buatannya, yakni seri i.MX5X dan i.MX6X.
[67]
Pada 2012, prosesor
Intel
juga mulai muncul pada platform utama Android, misalnya pada telepon seluler.
[68]
Beberapa komponen perangkat keras tidak diperlukan, namun sudah menjadi
standar di perangkat tertentu. Beberapa fitur awalnya dibutuhkan sebagai
persyaratan, namun kemudian ditiadakan. Setelah Android menjadi OS telepon
pintar, beberapa perangkat keras, seperti
mikrofon,
lambat laun berubah menjadi perangkat opsional. Selain itu,
kamera
ditetapkan sebagai perangkat wajib bagi ponsel-ponsel Android.
[69]
Perangkat Android menggabungkan berbagai komponen perangkat keras opsional,
termasuk kamera video,
GPS,
sensor orientasi perangkat keras, kontrol permainan, akselerometer, giroskop,
barometer, magnetometer, sensor proksimitas, sensor tekanan, termometer, dan
layar
sentuh.
Android mendukung OpenGL ES 1.1, 2.0, dan 3.0. Beberapa aplikasi secara
eksplisit mengharuskan versi tertentu dari OpenGL ES, sehingga perangkat keras
GPU yang cocok diperlukan bagi perangkat Android untuk menjalankan aplikasi
tertentu.
[66]
Pengembangan
Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan
pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai
diungkapkan kepada publik.
[70]
Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada perangkat tertentu,
biasanya pada seri
Nexus.
[71]
Ada
binari
tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa beroperasi.
[72]
Logo Android yang berwarna hijau awalnya dirancang untuk Google pada tahun
2007 oleh desainer grafis Irina Blok.
[73][74][75]
Tim desain ditugaskan dengan sebuah proyek untuk membuat sebuah ikon universal
yang mudah dikenali dengan menyertakan ikon
robot secara
spesifik dalam desain akhir. Setelah sejumlah perkembangan desain yang
didasarkan pada tema-tema
fiksi ilmiah dan film luar
angkasa, tim akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di
pintu toilet, dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android
adalah perangkat lunak
sumber terbuka, disepakati
bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan sejak diluncurkan, logo hijau
tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi yang tak terhitung
jumlahnya.
[76]
Jadwal pembaruan
Google menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu
setiap enam sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima
pembaruan
melalui udara (OTA).
[77]
Pembaruan utama terbaru adalah Android 4.4
KitKat.
[78]
Dibandingkan dengan sistem operasi seluler saingan utamanya, yaitu
iOS,
pembaruan Android biasanya lebih lambat diterima oleh perangkat penggunanya.
Untuk perangkat selain merek Nexus, pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam
waktu berbulan-bulan setelah dirilisnya versi resmi.
[79]
Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi
perangkat
keras Android, sehingga setiap pembaruan harus disesuaikan secara
khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya berjalan pada perangkat
Nexus.
Porting
Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh produsen telepon
seluler membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini umumnya mengutamakan
perangkat terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan mengenyampingkan
perangkat lama.
[79]
Oleh sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen
memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat
tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen
menyesuaikan Android dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana
ini harus diterapkan kembali untuk setiap perilisan terbaru. Penundaan lainnya
juga bisa disebabkan oleh operator nirkabel; setelah menerima pembaruan dari
produsen ponsel, operator akan menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka,
misalnya melakukan pengujian ekstensif terhadap jaringan sebelum mengirim
pembaruan kepada pengguna.
[79]
Kurangnya dukungan pasca-penjualan dari produsen ponsel dan operator telah
menimbulkan kritikan dari para konsumen dan media teknologi.
[80][81]
Beberapa pengkritik menyatakan bahwa industri memiliki motif keuangan untuk
tidak memperbarui perangkat mereka, seperti tidak adanya pembaruan bagi
perangkat lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan meningkatkan
penjualan,
[82]
sikap yang mereka sebut "menghina".
[81]
The
Guardian melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi
karena produsen ponsel dan operator-lah yang telah merancangnya seperti itu.
[81]
Pada 2011, Google, yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan industri,
membentuk "Android Update Alliance", dengan janji bahwa mereka akan
memberikan pembaruan secara tepat waktu bagi setiap perangkat dalam jangka 18
bulan setelah dirilisnya versi resmi.
[83]
Sejak didirikan hingga tahun 2013, organisasi ini tak pernah disebut-sebut
lagi.
[79]
Google kemudian mulai memperbarui aplikasinya, termasuk
Google
Maps dan
Google Play Music, sebagai
aplikasi independen yang terpisah dari Android, dan juga memperkenalkan
komponen tingkat-sistem yang menyediakan
API bagi
aplikasi Google, yang terpasang otomatis dan diperbarui secara langsung oleh
Google melalui
Google Play, serta mendukung
hampir semua perangkat Android dengan versi di atas 2.2.
[84]